PENELITIAN KUALITATIF - FAKTOR KURANGNYA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( SEMESTER VI )





Faktor-Faktor Kurangnya Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar (SDN) 32 Dusun Jelutung Kabupaten Kayong Utara

        A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan diri didalam dan diluar sekolah sesuai dengan tujuan pendidikan nasional maupun sesuai dengan tujuan pendidikan Islam.
Tujuan Pendidikan Islam menurut Rahman Sholeh yaitu memberikan bantuan informasi dan pemahaman kepada manusia yang belum dewasa, supaya cakap menyelesaikan tugas hidupnya yang diridhoi Allah SWT. Sehingga terjalinlah kebahagiaan dunia akhirat atas kuasanya sendiri.
Kenyataannya masih banyak ditemui proses pembelajaran yang kurang berkualitas, tidak efisien dan kurang mempunyai daya tarik bahkan cenderung membosankan sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar materi PAI. Rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SDN 32 Dusun Jelutung sangat berdampak terhadap siswa terutama dalam tingkah laku ataupun sikap, begitu juga berdampak terhadap rendahnya kinerja belajar siswa dan kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran yang berkualitas. Untuk mengetahui mengapa siswa kurang termotivasi belajar materi PAI, tentu guru perlu merefleksi diri untuk dapat mengetahui faktor-faktor penyebab ketidak berhasilan siswa dalam memahami pelajaran PAI. Ditambah lagi minimnya pendidikan Agama Islam yang membuat siswa kurang pengetahuan dalam pelajaran agama Islam.[1]
Pendidikan merupakan prosses dimana seseorang memperoleh pengetahuan dan pengalaman ( Knowledge acquistion), mengembangkan kemampuan/keterampilan ( skill developments) sikap atau mengubah sikap ( atitute change). Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar yang terprogram dalam pendidikan formal, non formal, dan informal didalam kampus dan diluar kampus yang seumur hidup bertujuan mengoptimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat memainkan dan menjalani peranan hidup secara tepat.
Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan Islam adalah sebagai sistem maupun institusi yang merupakan warisan budaya bangsa yang berakar pada masyarakat bangsa Indonesia. Dengan dimikian jelas bahwa pendidikan Islam merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional. Namun pada kenyataan yang ada pendidikan Agama Islam di SDN 32 Dusun Jelutung sangatlah kurang dan memperihatinkan.

      B.     Focus Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan kepada masalah tentang
1.         Apa  saja yang menjadi faktor – faktor  kurangnya pendidikan Agama Islam di SDN 32 Dusun Jelutung ?

      C.    Metode Penelitian
Pendekatan Penelitian
            Penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Artinya pemilihan yang bertujuan mendeskripsikan hasil penelitian yang ditemukan oleh penulis dilapangan. Sehubungan dengan penelitian kualitatif deskriptif ini dikemukakan beberapa pendapat antara lain, Moleong, mengatakan bahwa penelitian kualitatif sebagai penelitian yang tidak menggunakan perhitungan. Sedangkan Neong Muhadjir mengatakan bahwa penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang hanya sekedar menggambar hasil analisis suatu variabel penelitian. Maka dari itu untuk melengkapi hasil penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian ialah Kepala Sekolah, Guru dan Siswa.[2]

      D.    Subjek Penelitian
            Dalam sebuah penelitian, subjek memiliki peranan yang sangat penting dan strategis karna pada subjek penelitian itulah kita dapat mengetahui data tentang variabel penelitian yang akan kita diamati.  Istilah lain yang digunakan untuk menyebut subjek penelitian adalah responden, yaitu orang yang memberi respon atas suatu perlakuan yang diberikan kepadanya. Dikalangan peneliti kualitatif, istilah responden atau subjek penelitian disebut dengan istilah informan, yaitu orang yang memberi informasi tentang data yang diinginkan peneliti berkaitan dengan penelitian yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang akan diteliti ataupun penelitian yang sedang dilaksanakan.

       E.     Lokasi penelitian
Dalam melaksanakan penelitian salah satu faktor yang sangat diperlukan adalah tempat penelitian. Hal ini dilakukan untuk memudahkan penelitian sekaligus pelaksanaan penelitian yang makin terarah pada sasaran yang akan dicapai. Adapun lokasi penelitian yang akan diteliti bertempat di Dusun Jelutung Desa Matan Jaya Kecamatan Simpang Hilir Kabupaten Kayong Utara Provinsi Kalimantan Barat.
Peneliti mengangkat masalah tersebut disebabkan perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti dalam proposal ini terdapat pada tempat tersebut.
 
        F.     Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, karena itu seorang peneliti harus terampil dan aktif dalam mengumpulkan data agar mendapatkan data yang valid. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut.:
a.       Observasi yaitu peneliti melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian yaitu pada SDN 32 Dusun Jelutung menyangkut sarana dan prasarana pendidikan khususnya yang berhubungan dengan pembelajaran PAI dan lain sebagainya.
b.      Interview yaitu peneliti melakukan wawancara dengan beberapa Informan yang dapat memberikan data, seperti kepala sekolah SDN 32 Dusun Jelutung, 1 (satu) orang guru pendidikan agama islam dan beberapa orang siswa.
c.       Dokumentasi yaitu suatu metode pengumpulan data dengan cara melihat data-data sekunder yang ada di SDN 32 Dusun Jelutung, studi dokumentasi dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan dokumen-dokumen yang terkait dengan judul yang akan diteliti. Dokumen tersebut diantaranya buku-buku, sarana dan prasarana yang berhubungan dengan Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan di SDN 32 Dusun Jelutung, begitu juga dokumen-dokumen lain yang di anggap relevan dengan pokok permasalahan.
 
Teknik Analisis Data dalam penelitian kualitatif ini tidak terpisah dari proses pengumpulan data. Sebelum penulisan laporan dimulai, maka terlebih dahulu dilakukan analisis data yang meliputi tiga tahap, yaitu sebagai berikut :
a.       Reduksi Data, yaitu melakukan pemilihan, pemusatan, penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar dan muncul dan catatan di lapangan.
b.      Penyiapan Data, yaitu menyelusuri informasi – informasi yang memungkinkan memudahkan peneliti dalam melakukan penarikan kesimpulan penelitian.
c.       Menarik Kesimpulan, yaitu peneliti merumuskan kesimpulan penelitian yang berkaitan dengan permasalahan pokok penelitian.
Tujuan digunakan metode ini untuk memperoleh data secara jelas, relavan dan konkret tentang permasalahan yang berhubungan dengan faktor – faktor kurangnya Pendidikan Agama Islam di SDN 32 Dusun Jelutung ini.
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

G.    Teknik Validasi Data
Menurut Moleong ’’kriteria validasi  data ada empat macam atau dikenal dengan 4K antara lain yaitu : (1) Kepercayaan ( kreadibility ), (2) Keteralihan ( transferability ), (3) Kebergantungan ( dependability ), (4) Kepastian ( konfermability ). Dalam penelitian kualitatif ini memakai 3 macam kriteria validasi data antara lain :
1.      Kepercayaan ( kreadibility )
Kreadibilitas data digunakan untuk membuktikan data yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan sebenarnya, ada beberapa teknik untuk mencapai kreadibilitas data yang sempurna ialah teknik : teknik triangulasi, sumber, pengecekan anggota, perpanjangan kehadiran, peneliti dilapangan, diskusi teman sejawat, dan pengecekan kecakapan referensi.
2.      Kebergantungan ( depandibility )
Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya kesalahan dalam mengumpulkan dan menginterprestasikan data sehingga data dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kesalahan sering dilakukan oleh manusia itu sendiri terutama peneliti karena keterbatasan pengalaman, waktu, dan pengetahuan. Cara untuk menetapkan bahwa proses penelitian dapat dipertanggungjawabkan yaitu melalui audit dependability oleh ouditor independent atau oleh dosen pembimbing.
3.      Kepastian ( konfermability )
Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan dengan cara mengecek data dan informasi serta interpretasi hasil penelitian yang didukung oleh materi yang ada pada pelacakan audit.

H.    Paparan Data dan Pembahasan
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mengambil informasi dari kepala sekolah, guru dan siswa.
Dari informasi dan data yang diperoleh oleh peneliti akhirnya peneliti menemukan informasi yang menjadi faktor kurangnya pendidikan Agama Islam Di SDN 32 Dusun Jelutung anatara lain ialah :
1.      Kurangnya sarana prasarana dalam pembelajaran, seperti kurangnya tenaga pendidik khususnya guru agama Islam. Tentu saja hal itu sangat mempengaruhi tingkat pemahaman siswa mengenai pendidikan agama Islam, padahal yang telah kita ketahui bahwa pendidikan Agama Islam sangatlah penting dalam membentuk kepribadian anak agar memiliki akhlak dan tingkah laku yang baik.
Kurangnya Pendidikan Agama Islam tidak hanya menyangkut transformasi ajaran dan nilai, tetapi merupakan masalah yang kompleks. Dalam artian setiap kegiatan pembelajaran pendidikan agama akan berhadapan dengan permasalahan yang kompleks, misalnya masalah peserta didik dengan berbagai latar belakangnya dalam segala keadaan atau kondisi seperti apa ajaran agama yang diberikan, bagaimana cara atau pendekatan apa yang digunakan dalam pembelajaran agama itu, serta sikap seperti apa yang harus ditunjukkan dalam proses pembelajaran, karena secara langsung atau tidak langsung segala permasalahan tersebut bisa mempengaruhi prestasi dan hasil siswa dari belajar Pendidikan Agama Islam.
2.      Guru PAI tidak berlatar belakang dari Pendidikan Agama Islam khusus, karena sesungguhnya guru yang terkait langsung dituntut untuk mampu menjawab dan mengantisipasi berbagai permasalahan tersebut. Untuk mengantisipasinya diperlukan adanya profil seorang guru yang mempunyai keahlian khusus dalam Pendidikan Agama Islam ( PAI ) agar mampu menampilkan sosok kualitas personal atau pribadinya dalam menjalankan tugasnya, karena usaha seorang guru untuk tampil menjadi pribadi yang sesuai harapan anak didiknya dapat memotivasi siswa untuk lebih berusaha dan bersemangat dalam belajar PAI.
3.      Minimnya pengetahuan tentang Agama Islam yang dimiliki oleh guru membuat anak sulit untuk memahami pembelajaran Pendidikan Agama Islam ( PAI ).

I.       Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SDN 32 Dusun Jelutung, bagaimana perilaku dan pengamalan keagamaan siswa di SDN 32 Dusun Jelutung dalam kehidupan sehari-hari, serta faktor yang mendukung dan penghambat siswa dalam belajar Pendidikan Agama Islam di SDN 32 Dusun Jelutung. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil latar belakang masalah di SDN 32 Dusun Jelutung. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi. Analisis data dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang berhasil dikumpulkan, dari makna itulah peneliti menarik kesimpulan. Uji keabsahan data dilakukan dengan mengadakan triangulasi sumber.
Adapun hasil dari penelitian ini adalah: 1) Pelaksanan Pendidikan Agama Islam di lingkungan keluarga umumnya orang tua hanya melanjutkan apa yang telah diajarkan di Sekolah dan TPA. Di lingkungan Sekolah yaitu di SDN 32 Dusun Jelutung, baik dilaksanakan didalam maupun diluar kelas. Untuk pembelajaran didalam kelas guru Pendidikan Agama Islam mempunyai peran penting dalam memberikan materi pembelajaran. Sedangkan untuk pembelajaran diluar kelas, dilakukan dengan cara pembiasaan dan keteladanan.
Sedangkan untuk pelaksanaan di lingkungan masyarakat, masyarakat mempercayakan pada pendidikan di TPA dan orang yang suka rela mengajar khususnya pendidikan yang berhubungan dengan agama islam . 2) Untuk prilaku sehari-hari siswa di SDN 32 Dusun Jelutung masih butuh bimbingan khusus agar siswa dapat bersikap layaknya seorang siswa yang baik, baik di lingkungan keluarga, di lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Kekuranga tersebut terdapat pada prilaku kurang baik, seperti kurang hormat terhadap orang yang lebih tua, kurang menghargai orang yang sedang beribadah, dan kurang peduli dengan lingkungan sekitarnya. Begitu juga dalam pengamalan keagamaan terutama shalat masih sangat kurang, baik di lingkungan keluarga, di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
Namun meski demikian antusiasme anak dalam belajar agama Islam sangatlah baik. 3) Faktor pendukung Pendidikan Agama Islam siswa di SDN 32 Dusun Jelutung diantaranya ; dengan adanya sumber belajar yang sudah disediakan oleh sekolah serta dengan didirikannya TPA Syariah Hidayah Dusun Jelutung dan adanya orang-orang yang suka rela meluangkan waktu untuk mengajar mengaji anak-anak. Sedangkan faktor penghambat dalam pendidikan agama islam antara lain : kurangnya minat anak terhadap materi pembelajaran hafalan, minimnya pengetahuan agama sebagian orang tua siswa, kurangnya tenaga pengajar/pendidik,  minimnya pengetahuan yang dimiliki oleh tenaga pengajar, kurangnya perhatian dan keteladanan yang diberikan orang tua terhadap anak, serta kondisi anak yang sering berubah-ubah.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar